Friday, September 26, 2014

Waktu Bersenggama Yang Tepat



Dalam kehidupan berumah tangga, melakukan jima’ atau bersenggama adalah sebuah aktivitas yang sangat berperan penting. Bersenggama dapat menjadi sarana untuk menambah perasaan kasih sayang diantara suami dan istri. Terlebih jika kegiatan bersetubuh itu dilakukan dengan penuh rasa cinta, bukan hanya demi kebutuhan biologis semata. Oleh karenanya diperlukan sebuah pengetahuan, diperlukan ilmu untuk mencapai kebahagiaan dan menggapai keberkahan dalam melakukan jima’.
Muhammad Abdul Halim Hamid pernah berkata “Istri yang cerdas adalah istri yang dapat memilih saat yang tepat untuk membangkitkan gairah suami dan mencipatakan aktivitas jima’ yang indah. Untuk itu maka siapkanlah segala sesuatunya sedemikian rupa sehingga menambah rasa suka cita yang lebih dalam. Demikian juga, suami yang cerdas adalah yang melakukan jima’ pada waktu yang pas, sehingga semakin sempurna kenikmatan dan kebahagiaan yang diraih.”
Hadits Riwayat Tirmidzi, dari Abu Ali Thalaq bin Ali ra, “Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Apabila seorang suami mengajak istrinya, maka penuhilah segera meskipun ia sedang berada di dapur”.
Hadits Riawayat Khamsah, dari Jabir ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda , “Jika engkau datang dari bepergian, janganlah kembali kepada istrimu pada malam hari, agar ia dapat mencukur rambut kemaluannya lebih dahulu dan merapikan dandanannya serta lakukanlah jima’”.
Sekali lagi, diperlukan ilmu tentang saat-saat yang tepat untuk melakukan jima’ dengan istri atau suami. Adapun saat-saat yang tepat adalah sebagai berikut :
1.                       Saat-saat bahagia
Ketika kita menemui saat-saat bahagia, seperti walimah saudara atau walimah tetangga, suami atau istri dapat saling mengingatkan tentang kenangan indah di malam pertama, sehingga membangkitkan kerinduan dan rasa cinta yang menggelora. Pada saat seperti ini suami istri memiliki kesiapan yang lebih untuk melakukan jima’ dibandingkan saat yang lain.

2.                       Pasca berselisih paham dengan pasangan
Seringkali pasangan suami istri terlibat masalah, berselisih paham, diantara keduanya. Seringkali diantara keduanya mengalami ketegangan, komunikasi menjadi kaku dan beku. Dan ketika masalah sudah berlalu, ada keinginan untuk saling mendekat, saling memaafkan. Nah, saat-sat seperti ini adalah saat yang tepat untuk melakukan jima’.  Bersenggama pasca berselisih paham seperti ini dapat menjadi sarana merajut cinta kasih diantara keduanya. Jima’ menjadi kesempatan untuk menyatakan keinginan yang tulus untuk memperbaiki hubungan.

3.                       Saat suami menghadapi masalah atau cobaan
Kadangkala, seorang suami yang bekerja menjemput rejeki demi anak dan istrinya, mengalami masalah dalam pekerjaannya. Mungkin ia akan mengalami kegelisahan menahan beban berat. Seorang istri yang cerdas akan segera tanggap menghadapinya. Istri sebaiknya berusaha untuk mendekatinya, menghiburnya. Sambil berusaha mendengarkan masalah yang dihadapi suami, istri sebaiknya juga segera membangkitkan kerinduan suami, menumbuhkan gairah untuk berjima’ dan kemudian melayaninya di atas tempat tidur dengan gariah dan cinta kasih yang penuh.
Jika suami mampu mencapai kenikmatan yang sempurna karena istri pandai membangkitkan gairah syahwatnya, ia akan merasakan kelegaan dan merasa ada yang mendukungnya. Ini merupakan kekuatan yang sangat dasyat untuk membuat suami tetap bertahan dan kuat.
Bersenggama pada saat seperti ini lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan biologis, namun yang lebih penting adalah perasaan diterima dan dicintai.

4.                       Ketika pulang dari bepergian
Seorang suami yang usai melakukan perjalanan atau bepergian, apalagi jika bepergian selama beberapa hari atau beberapa minggu, sebaiknya suami bersegera mengajak istrinya untuk melakukan jima’.  Agar istri merasa terhibur setelah ditinggal di rumah dan merasakan kerinduan terhadap suami. Setelah istri merasa kesepian di pembaringan selama suami pergi.
Hikmah lain melakukan senggama setelah bepergian adalah menghilangkan kekeruhan hati dan juga mungkin syahwat suami, sehingga tidak ada lagi godaan di hati suami.
Lebih adari itu, jima’ setelah melakukan perjalanan jauh adalah sunnah Rasulullah saw.

5.                       Ketika istri hamil
Melakukan senggama ketika istri hamil masih menjadi polemic diantara kita. Namun pada dasarnya, seorang suami atau istri pada masa seperti ini tetap saja membutuhkan sentuhan dari pasangannya. Hanya saja diperlukan beberapa trik agar jima’ dapat dilakukan dengan aman dan mencapai kenikmatan. Hal ini dapat anda baca di sini. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment