Dalam kehidupan berumah tangga, melakukan jima’ atau bersenggama adalah
sebuah aktivitas yang sangat berperan penting. Bersenggama dapat menjadi sarana
untuk menambah perasaan kasih sayang diantara suami dan istri. Terlebih jika
kegiatan bersetubuh itu dilakukan dengan penuh rasa cinta, bukan hanya demi
kebutuhan biologis semata. Oleh karenanya diperlukan sebuah pengetahuan,
diperlukan ilmu untuk mencapai kebahagiaan dan menggapai keberkahan dalam
melakukan jima’.
Muhammad Abdul Halim Hamid pernah berkata “Istri yang cerdas adalah istri yang dapat memilih saat yang tepat untuk
membangkitkan gairah suami dan mencipatakan aktivitas jima’ yang indah. Untuk
itu maka siapkanlah segala sesuatunya sedemikian rupa sehingga menambah rasa
suka cita yang lebih dalam. Demikian juga, suami yang cerdas adalah yang
melakukan jima’ pada waktu yang pas, sehingga semakin sempurna kenikmatan dan
kebahagiaan yang diraih.”
Hadits Riwayat Tirmidzi, dari Abu Ali Thalaq bin Ali ra, “Sesungguhnya
Rasulullah saw bersabda, “Apabila seorang
suami mengajak istrinya, maka penuhilah segera meskipun ia sedang berada di
dapur”.
Hadits Riawayat Khamsah, dari Jabir ra, sesungguhnya Rasulullah saw
bersabda , “Jika engkau datang dari
bepergian, janganlah kembali kepada istrimu pada malam hari, agar ia dapat
mencukur rambut kemaluannya lebih dahulu dan merapikan dandanannya serta
lakukanlah jima’”.
Sekali lagi, diperlukan ilmu tentang saat-saat yang tepat untuk melakukan
jima’ dengan istri atau suami. Adapun saat-saat yang tepat adalah sebagai
berikut :
1.
Saat-saat bahagia
Ketika kita menemui saat-saat
bahagia, seperti walimah saudara atau walimah tetangga, suami atau istri dapat
saling mengingatkan tentang kenangan indah di malam pertama, sehingga
membangkitkan kerinduan dan rasa cinta yang menggelora. Pada saat seperti ini
suami istri memiliki kesiapan yang lebih untuk melakukan jima’ dibandingkan
saat yang lain.
2.
Pasca berselisih paham dengan pasangan
Seringkali pasangan suami istri
terlibat masalah, berselisih paham, diantara keduanya. Seringkali diantara
keduanya mengalami ketegangan, komunikasi menjadi kaku dan beku. Dan ketika
masalah sudah berlalu, ada keinginan untuk saling mendekat, saling memaafkan.
Nah, saat-sat seperti ini adalah saat yang tepat untuk melakukan jima’. Bersenggama pasca berselisih paham seperti
ini dapat menjadi sarana merajut cinta kasih diantara keduanya. Jima’ menjadi
kesempatan untuk menyatakan keinginan yang tulus untuk memperbaiki hubungan.
3.
Saat suami menghadapi masalah atau cobaan
Kadangkala, seorang suami yang
bekerja menjemput rejeki demi anak dan istrinya, mengalami masalah dalam
pekerjaannya. Mungkin ia akan mengalami kegelisahan menahan beban berat.
Seorang istri yang cerdas akan segera tanggap menghadapinya. Istri sebaiknya
berusaha untuk mendekatinya, menghiburnya. Sambil berusaha mendengarkan masalah
yang dihadapi suami, istri sebaiknya juga segera membangkitkan kerinduan suami,
menumbuhkan gairah untuk berjima’ dan kemudian melayaninya di atas tempat tidur
dengan gariah dan cinta kasih yang penuh.
Jika suami mampu mencapai kenikmatan
yang sempurna karena istri pandai membangkitkan gairah syahwatnya, ia akan
merasakan kelegaan dan merasa ada yang mendukungnya. Ini merupakan kekuatan
yang sangat dasyat untuk membuat suami tetap bertahan dan kuat.
Bersenggama pada saat seperti ini
lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan biologis, namun yang lebih penting adalah
perasaan diterima dan dicintai.
4.
Ketika pulang dari bepergian
Seorang suami yang usai melakukan
perjalanan atau bepergian, apalagi jika bepergian selama beberapa hari atau
beberapa minggu, sebaiknya suami bersegera mengajak istrinya untuk melakukan
jima’. Agar istri merasa terhibur
setelah ditinggal di rumah dan merasakan kerinduan terhadap suami. Setelah
istri merasa kesepian di pembaringan selama suami pergi.
Hikmah lain melakukan senggama
setelah bepergian adalah menghilangkan kekeruhan hati dan juga mungkin syahwat
suami, sehingga tidak ada lagi godaan di hati suami.
Lebih adari itu, jima’ setelah
melakukan perjalanan jauh adalah sunnah Rasulullah saw.
5.
Ketika istri hamil
Melakukan senggama ketika istri hamil
masih menjadi polemic diantara kita. Namun pada dasarnya, seorang suami atau
istri pada masa seperti ini tetap saja membutuhkan sentuhan dari pasangannya.
Hanya saja diperlukan beberapa trik agar jima’ dapat dilakukan dengan aman dan
mencapai kenikmatan. Hal ini dapat anda baca di sini. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment