Monday, October 6, 2014

Mengajarkan Kepada Anak Kalimat Tauhid




Nabi pernah bersabda :” ajarkanlah kepada anak-anak kalian pada permulaan bicaranya ucapan la ilaha illa Allah dan ajarkan pula agar diakhir hayatnya mengucapkan la ilaha illa Allah “
(baihaqi dalam syu’abul iman juz 4 hadist no 8649. Menurut penelitian matan hadist ini ghorib . dia tidak menulisnya, kecuali dalam isnad ini.)
Kalimat tauhid mengandung fadhilah yang bbesar  salah satunya pintu masuk agama islam, pintu masuk surga, kalimat para nabi dan rosul. Alangkah ruginya jika putra-putri kita tidak mengetahuinya dan lebih mengenal kalimat yang lain sebelum ini.
Maka dari itu ayah bunda kenalkan putra putri kita dengan kalimat ini. Lebih bagus lagi jika kita memberikan pengertian kepada putra putri kita tentang Allah.
1.       Allah  tuhan pencipta manusia dan alam semesta, pencipta bintang bulan, matahari pepohonan,alangkah lebih baik lagi sesekali bangunkan putra-putri kita yang sudah cukup dewasa untuk sholat malam bersama kita. Kita tunjukan bulan bintang dengan bermuhasabah betapa agung dan besarnya Allah tuhan yang menciptakan kita
2.       Allah diatas langit cukup itu saja bunda. Dilangit yang keberapa umi  diatas langit tak perlu membayangkan karena bayangan kita tak mampu menyampainya anakku. Dimana istananya Allah istana Allah tidak sama dengan istana manusia. Dia zat yang tidak menyerupai manusia. Tak perlu membayangkan dan menggambarkan apa-apa yang Allah tak memberi penjelasan. Cukup Allah diatas langit.
3.       Allah tidak beranak tidak beribu. Allah tuhan yang Esa tidak ada tandinagnnya dia maha sempurna.dia awal dan akhir dari segala sesuatu.
4.       Kenalkan pula Allah memiliki Asmaul khusna nama-nama Allah yang indah. Berdoalahdengan kalimat itu.
Dengan membekali akidah yang benar anak kita akan tumbuh menjadi generasi yang beriman, pembrani karena Allah bersamanya putra-putri kita akan tenang bersamanya. Semoga kita bisa menjadi orang tua yang baik untuk putra-putri kita amin.

Pendidikan Karater Anak : Pembiasaan Berkata Baik




Banyak orang tua berlomba-lomba menjadikan anaknya juara, berani bicara, kreatif dan inovatif . tentu itu tidak salah tapi janganlah lupa bunda bahwa putra –putri kita tetap harus kita beri pembiasaan secara dini untuk menyongsongnya pada kehidupan akhirat  yang membahagiakannya kelak jika ia bertemu dengan Robnya. Surga idaman tiap insan beriman dan tentunya, putra-putri kita juga ingin menggapainya. tidak hanya piala lomba saja yang harus diraih putra-putri kita, sampai-sampai, kita habisa-habisan memotivasi, memberi hadiyah, memberi sarana les privat,dan setelah anak kita berhasil mencapainya kita bangga kita pasang pialanya ,kita ceritakan dengan rasa puas dan bangga. Tapi bunda kita terlupa memberikan, menanamkan, memotifasi putra – putri kita terhadap hobyt atau kebiasaan penduduk surga. Jangan-jangan  kita sendiri menjadikan putra-putri kita lalai terhadap kampung akhirat, kampung kita dimana kita bunda akan menunggu doa dari putra-putri kita yang sholih- sholihah maka dari itu bunda mari kita kenalkan kebiasaan dan kita biasakan putra-putri kita kebiasaan para penghuni surga.....
Ada 2 hal yang jika kita mampu menjaganya maka baginya surga .... 2 saja mudahnya apa itu bunda ? lisan dan kemaluan. Banyak orang yang terjerumus keneraka karena ketidak mampuannya menjaga lisan, maka jangan tuntut putra-putri kita pandai bicara saja bunda, pandai pidato saja bunda arahkan dengan baik jika tidak, kepandaiannya bisa menjadi pedang yang memotongnya sendiri, terjerumus pada jurang ghibah, fitnah, namimah dan semua itu adalah neraka.maka kepandaian menjaga lisan sesuatu ketrampilan yang dibutuhkan oleh putra-putri kita. Pada sesen ini kita akan mengajak putra-putri kita menjaga lisan. Semoga bermanfaaat.

PEMBIASAAN MENJAGA LISAN.
Bunda hindarkanlah anak-anak kita dari penyakit lisan :

1.      Berbicara dengan nada yang tinggi
Tidak berbicara dengan nada yang tinggi itu perlu kita biasakan pada putra-putri kita, Sampai –sampai Allah mengingatkan kita dalam Alqur’an janganlah kamu meninggikan suaramu kepada ibu bapakmu belemah lembutlah kalian pada mereka berdua( ibu bapakmu). Nasehat ini tentunya tidak untuk putra-putri kita tapi juga kita. Berlemah lembut ketika bicara bahkan tidak pada orang tua saja tapi juga pada sesama muslim. Muslim itu yang keras dengan orang kafir dan lemah lembut dengan orang muslim seperti tertuang dalam surat Al maidah ayat 54 artinya : “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui” maka berbicara dengan lemah lembut adalah ketrampilan yang sangat dibutuhkan oleh putra-putri  kita. Maka jangan biasakan anak kita berbicara dengan nada yang tinggi karena dengan itu kita telah menggali jurang untuk putra-putri kita.

2.      Berbicara yang tidak penting
Seorang anak akan punya kebiasaan banyak bicara, bertanya, tentu itu bagus tapi jika anak kita sudah mulai tidak belajar bicara lagi sudah mulai remaja maka biasakan bicara yang penting, kurangi bicara yang tidak penting. Rosulullah bersabda “salah satu ciri keislaman yang baik adalah meninggalkan hal yang tidak penting.”
Bila kau meyakan hal yang tidak penting kepada temanmu berarti kau telah membuang waktumu kau jugk tidaa akan menyebabkan dirinya menyia-nyiakan waktunya untuk menjawabmu ini pun jika pertanyaanmu bebas dari bahaya! Apakah engkau puasa apabila dia mengiyakan dia telah berlaku riya karena memamerkan ibadahnya andaipun dia tidak berniat riya, ibadahnya telah turun dari ibadah rahasia menjadi ibadah terang-terangan padahal yang pertama lebih utama dari yang kedua.
Apabila ia berkata tidak berarti dia berbohong. Bila dia diam dia telah menyinggung persaan mu bila ia berusaha mencari-cari alasan dia akan kerepota dengan demkian pertanyaan tak penting ini akan menyebabkan : riya, bohong ,menghina, dan merepotkan begitu pula bila engkau menanyakan segala sesuatu yang dirahasiakan bisa terjerumus pada ghibah dan lain-lain. Maka biasakan putra-putri kita meninggalkan pembicaraan yang tidak penting.

3.      Bicara berlebihan
Mutrifbbin abdullah meriwayatkan dari ayahnya:
Aku menemui Rasul  saw bersam sekelompok dari bani amir mereka berkata kepada beliau,”ana adalah ayah kami, anda adalah junjungan kami, anda lebih utama dari kami, anda adalah manusia paling dermawan, anda....”
Rasul saw bersabda”sampaikan apa yang kalian kehendaki dan jangan tertipu oleh setan” riwayat ini menunjukkan jika lidah dibiarkan tanpa kendalidalam memuji (walau itu benar) maka ditakutkan bahwa setan akan mengiringnya setan akan mengiringnya untuk mengucapkan yang berlebihan.
Maka dari itu seorang muslim selalu waspada sebelum berbicara bila itu benar baginya dia akan berbicara bila tidak dia akan menahan diri. Sedang selain orang mukmin akan membiarkan lidahnya begitu saja lepas tanpa kendali.

4.      Bicara tentang hal batil
Maksudnya  disini bicara tentang kemaksiatan seperti tentang wanita-wanita, majelis-majelis arak gaya hidup kum hartawan dan gemerlapnya kekuasaan para penguasa semua ini adalah haram untuk dibicarakan sedangkan bicara yang tidak pentingatau yang berlebihan hanyalah meninggalkan hal yang semestinya dilakukan (tarkul aula) dan hukumnya tidak haram.

Maka dari itu bunda bantu dan arahkan lisan putra-putri kita agar mereka memiliki kecerdasan dalam mengelola lisannya.

Cinta Sejati Tumbuh Bukan Dari Materi





Sering kita mendengar istilah, rumahku surgaku. Baiti jannati. Setiap orang menginginkan rumah tinggal mereka serasa di surga. Setiap orang berharap mempunyai keluarga yang bahagia. Setiap suami mengharapkan istri  dan anak keturunan yang sholeh. Anak dan istri yang menyenangkan serta menenangkan hati. Setiap suami berdo’a mempunyai anak keturunan yang kelak dapat menjadi pimpinan kaum beriman. Yang kelak menjadi imam para mu’minin. Betapa nikmatnya hidup di dunia ini. Bukan ansih karena berlebihnya materi, tetapi lebih karena tercukupinya asupan hati kita.
Adalah kebahagiaan seorang suami yang dianugerahi istri, yang, apabila ia memandangnya, ia merasa semakin sayang. Berbagai masalah yang menimpanya di luar rumah serta merta hilang, begitu ia memandang wajah sang istri. Kesenangan di luar rumah tidak membuat suami tergoyah, karena di rumah ada bidadari yang wajahnya senantiasa menenangkan jiwa. Subhanallah. Betapa nikmatnya hidup di dunia ini. Baiti jannati.
Kebahagiaan lahir dari istri yang apabila suami memandang wajah istrinya, membuat suami semakin sayang, semakin kuat jalinan persaannya.  Sebagaimana ungkapan Ali bin Abi Thalib ra. “Ketika aku memandangnya, hilanglah kesusahan dan kesedihanku.”
Ada banyak orang berasumsi, bahwa kecantikan wajah seorang istri yang mempesona adalah jaminan kebahagiaan seorang suami. Apakah benar demikian? Selayaknya kita menyanggahnya dengan mengatakan, itu tidak benar! Marilah kita sejenak melihat fakta yang bertebaran di sekitar kita. Betapa banyak laki-laki yang mendapatkan istri seorang wanita cantik, tetapi kemudian tidak lama berlalu, mereka bercerai, mengakhiri perkawinan mereka. Betapa banyak artis – yang katanya memiliki wajah yang cantik serta fisik yang seksi – gagal dalam mengarungi bahtera keluarganya. Bahkan seringkali tidak berselang lama setelah mereka menikah. Alangkah tragisnya, orang-orang yang mengagung-agungkan wajah dan tubuh mereka, namun pada akhirnya, rumah tangga mereka harus kandas karena wajah dan tubuh. Na’udzubillah min dzalik.
Di lain sisi, kita mendapati orang lebih mudah tersentuh hatinya oleh keramahan dan kelembutan sikap seseorang daripada keelokan wajahnya. Sikap yang baik meluluhkan hati manusia sehingga di hatinya tumbuh kasih sayang. Sementara keelokan wajah hanya akan segera menguap tak berarti ketika sikap yang ditampakkan tidak bersahabat.
Dari hadits Rasulullah saw kita belajar. “Biasanya wanita dinikahi karena empat perkara, karena kecantikannya, karena hartanya, karena keturunannya, dan karena agama (akhlak) nya. Maka pilihlah yang beragama, semoga beruntung usahamu.” (HR. Bukhori Muslim).
Rasulullah saw juga memberi kita sebuah nasehat, “Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikannya itu membuatnya hina. Janganlah kamu menikahi seorang wanita karena hartanya, karena mungkin saja harta itu membuatnya melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang sholeh, meskipun buruk wajahnya, adalah lebih utama.” (HR. Ibnu Majah).
Juga dari nasehat Nabi saw yang lain, “Sebaik-baik istri kamu ialah yang menjaga diri lagi pandai membangkitkan syahwat, yaitu keras (sungguh-sungguh) menjaga kehormatannya, pandai membangkitkan syahwat suaminya.” (HR. Ad Dailami).
Seorang istri yang sholehah akan berusaha merawat dirinya untuk menyejukkan pandangan mata suami. Ia berhias ketika di rumah dan tidak melakukannya ketika keluar rumah. Di saat berada di samping suami, ia memakai wewangian yang suami dapat mengideranya dengan perasaan bahagia.  Namun tidak ia lakukan ketika keluar rumah. Betapa bahagianya hidup di dunia ini. Baiti Jannati.
Rasulullah saw mencintai wewangian dan memerintahkan sahabatnya untuk memakainya. Wewangian adalah salah satu faktor yang menguatkan ikatan cinta suami dan istri, serta menjauhkan dari rasa amarah. insyaAllah.
Boleh jadi wajah istri tidak rupawan. Tetapi ia memberikan wajah yang teduh menyenangkan. Tetapi ia ikhlas menampilkan senyuman penuh kasih sayang. Bisa jadi tubuh istri tidak proporsional. Tetapi ia merawatnya dengan sepenuh hati demi kebahagiaan suami. Ia berdandan hanya untuk sang suami. Tidak untuk dikonsumsi khalayak ramai. Subhanallah. Betapa nikmat hidup ini. Baiti Jannati.
Semoga bermanfaat.

Saturday, September 27, 2014

Keluarga Sakinah



Seringkali kita mendengar kalimat, “Semoga menjadi keluarga sakinah, mawadah dan rahmah” ketika menghadiri upacara pernikahan kerabat. Perlu kita ketahui yang dimaksud dengan sakinah mawadah dan rahmah (samara) itu.
Sakinah artinya adalah ketenangan, ketentraman hati. Dalam mengarungi maghligai keluarga, terkadang mengalami cobaan dan ujian. Namun juga terkadang dikaruniai kesenangan dan kesuksesan. Dalam suka dan duka tersebut suami istri merasakan ketentraman dan kedamaian saat berdekatan. Ketika suami sedang dilanda ujian dalam pekerjaannya, ia mendapat senyum penuh kasih dari istrinya. Betapa nikmatnya. Sudah sepantasnya seorang suami mensyukuri nikmat istri yang menenangkan tersebut. Sebagaimana ungkapan, kunci kebahagiaan seorang suami adalah istri shalihah yang bila dipandang membuat suami semakin sayang, jika ditinggal pergi terasa aman, karena ia menjada anak dan harta suami.
Bagaimana dengan mawadah? Mawadah berarti ketulusan. Dalam pernikahan diperlukan ketulusan diantara suami dan istri. Ketulusan untuk saling menerima keadaan masing-masing pasangan beserta kekurangannya. Ketulusan untuk menerima pemberian dari pasangan kita. Ketulusan untuk memberikan hak pasangan kita. Ketulusan untuk memaafkan kesalahan pasangan kita. Ketulusan untuk mempercayai pasangan kita. Ketulusan untuk mencintai pasangan kita.
Rahmah berarti kasih sayang. Kebahagiaan akan terasa diantara pasangan yang saling memberikan kasih sayang. Mereka yang memberikan sepenuh perasaanya kepada pasangannya. Suami merasa tenteram di pangkuan istri. Sementara istri merasa tenteram di dekapan hangat dada suami dan usapan penuh kasihnya.
Tanpa adanya sakinah, mawadah dan rahmah, akan sulit sebuah keluarga mencapai tingkatan berkah, barakah dan penuh keberkahan sebagaimana yang dituntunkan Rasulullah saw ketika mendoakan kedua pengantin. Kita disunnahkan untuk memberikan doa “Semoga Allah SWT memberkahi kalian berdua dan melimpahkan berkah kepada kalian”.
Dengan mendoakan barakah, artinya juga mendoakan sakinah, mawadah dan rahmah kepada kedua mempelai tersebut. Artinya, anda juga mendoakan pengantin tersebut mendapatkan keturunan yang barakah. Pernikahan barakah berarti barakah untuk pengantinnya, barakah terasakan oleh orang-orang di sekitarnya.
Kita dilarang untuk mendoakan sepasang pengantin dengan “Semoga bahagia dan banyak anak”. Tetapi kita dianjurkan untuk memberikan doa “Semoga Allah SWT memberkahi kalian berdua dan melimpahkan berkah kepada kalian”.
Akhirnya semoga pernikahan kita barakah dan dikaruniai keberkahan. Aamiin.
Semoga bermanfaat.

Bersetubuh Ketika Istri Hamil



Selama masa kehamilan, seorang istri sesungguhnya juga membutuhkan sentuhan dari suami. Seorang istri juga membutuhkan nafkah batin, bersetubuh dengan suaminya. Meskipun kondisi fisik sudah berubah, perut sudah semakin membesar. Namun kebutuhan nafkah batin tetap dirasakan oleh seorang istri. Oleh karenanya, seorang suami sudah semestinya juga memahami kondisi istrinya. Dibutuhkan komunikasi yang baik antara suami dan istri berkaitan dengan jima’ tersebut. Perlu dibicarakan bagaimana cara melakukan jima’ yang lebih baik dan lebih menyenangkan bagi kedua belah pihak. Diantaranya adalah dengan mengubah posisi jima’.
istrimu bagaikan lading bagi kamu, karena itu datangilah ladangmu itu bagaimana saja kamu kehendaki” (QS. 2 : 223)
Pada intinya, kita boleh melakukan jima’ dengan posisi apapun, asalkan tidak menyetubuhi anus dan tidak jima’ ketika istri haid. Dengan mengubah posisi jima’ diharapkan dapat menghilangkan kejenuhan dan memberikan sensasi berbeda. Nah, ketika istri hamil kita bisa mengubah posisi jima’ diantaranya:
1.              Posisi istri di atas
Pada posisi ini istri lebih aktif dalam melakukan senggama. Istri setengah jongkok di atas suami. Dengan posisi seperti ini, istri akan lebih mudah meraih puncak kenikmatan, karena klitoris istri mendapat sentuhan dari barang suami. Selain itu dan dapat mengatur ritme penetrasi dengan lebih tenang.

2.              Suami istri berdampingan
Pada posisi ini, suami istri tidur berbaring dengan posisi miring. Kemudian suami aktif melakukan jima’. Posisi ini lebih ringan bagi istri yang sedang hamil.

3.              Duduk berhadapan
Istri duduk di atas pangkuan suami dengan kaki terbuka. Istri lebih aktif dalam melakukan jima’. Dan hamper sama dengan posisi pertama, posisi ini, istri lebih cepat mencapai puncak kenikmatan.

4.              Mendatangi istri dari belakang
Maksud dari mendatangi dari belakang adalah posisi suami di belakang istri. Hanya saja, jima’ tetap dilakukan pada vagina istri. Tidak boleh pada anus istri. Dengan posisi ini, suami dapat melakukan rangsangan tambahan kepada istri dengan memberikan rabaan pada payudaranya.

Demikianlah semoga dengan mengetahui ilmu dalam melakukan jima’ ini, suami istri dapat mencapai kenikmatan dan diharapkan jika dilakukan dengan niat ibadah, maka kebahagiaan dapat diraih sepenuhnya. insyaAllah.