Friday, November 28, 2008

Pacaran oh Pacaran

Dewasa ini kita bisa melihat dengan jelas perubahan perubahan yang terjadi dalam kehidupan kita. Salah satunya adalah perubahan dalam pergaulan remaja (biasa disebut pacaran), yang jika dilihat dari kacamata agama, kondisinya sudah begitu menghawatirkan. Kebanyakan remaja menganggap pacaran adalah hal yang sangat dibutuhkan.

Pada masa-masa terdahulu, orang yang berpacaran masih banyak yang malu untuk sekedar melakukan berpegangan tangan. Tetapi sekarang orang bisa dengan mudah melihat orang yang belum menikah tetapi sudah berpegangan tangan, beboncengan kesana kemari, tanpa punya rasa malu, bahkan mungkin tidak merasa sudah berdosa. Kemudian ada tren yang mengatakan bahwa kissing (ciuman) dalam pacaran adalah hal yang biasa. Ber-dua-an, berpegangan tangan sudah dianggap basi (kuno).

Dalam sebuah acara di sebuah radio di Jogjakarta pernah dibahas tentang petting (meraba anggota badan yang sensitif terhadap sentuhan). Dari beberapa penelpon yang masuk (salah satunya wanita), semuanya mengatakan sudah pernah melakukan petting . Yang wanita mengatakan sudah melakukan sekitar 4 tahun. Dan dia masih bisa mengucapkan 'Alhamdulillah' karena masih bisa menjaga diri untuk tidak sampai berbuat ke tahap intercousing -jima'-. Astaghfirullah. Mungkin sudah sepatutnya ucapan syukur itu diucapkan. Namun apalah artinya jika kita hanya menilai sesuatu dari segi material (fisik) saja. Bukankah "kegiatan-kegiatan" menuju jima'-pun sudah merupakan perbuatan dosa jika dilakukan tidak dalam lembaga pernikahan?

Ada juga yang mengatakan adalah hal yang wajar untuk melakukan intercousing sekalipun, asal jangan sampai hamil!

Mereka (tentunya bersama pasangannya masing masing) dalam melakukan petting ternyata tidak langsung to the point , tetapi melalui tahapan tahapan yang pada mulanya hanya sekedar ber-dua-an (berkholwat). Kemudian meningkat sampai ketingkat kissing , necking, dan setelah merasa bosan, akhirnya mereka ingin melakukan hal yang menurut mereka 'baru', yaitu petting .

Pada intinya mereka melakukan perbuatan tersebut adalah dari hal yang kecil baru kemudian meningkat sampai ke hal yang besar, yang kesemuanya itu dimulai dari gerbang yang berlabel " pacaran "!

Mungkin tidak berlebihan jika seorang Iip Wijayanto (seorang peneliti masalah remaja di Jogja) mengeluarkan hasil penelitian yang mengatakan bahwa hampir 97% pelajar perempuan di Jogjakarta sudah tidak perawan. Karena memang sudah begitu parah kondisi remaja saat ini.

Belum lagi opini dalam masyarakat yang memandang hamil diluar nikah (lagi-lagi) sudah dianggap hal yang biasa! MBA, married becouse accident sudah hampir menjadi hal yang lumrah!

Jadi sebuah omong kosong jika seseorang mengatakan bahwa pacaran bukanlah suatu perbuatan yang salah selama tidak melakukan hal-hal yang seperti disebutkan diatas ( kissing, necking, petting, intercousing ). Karena paling tidak mereka akan membayangkan, memikirkan, dan melamunkan orang yang disayanginya hampir disetiap waktunya. Padahal itu sudah merupakan perbuatan yang tidak sesuai dengan agama, bahwa hidup kita hanya untuk beribadah kepada Allah. Hati kita akan dipenuhi oleh namanya dan dengan sendirinya akan menggeser Asma Allah yamg seharusnya memiliki tempat dihati kita secara keseluruhan.

Nafsu yang ditunggangi syaitan akan selalu mendorong untuk melakukan hal hal yang tidak benar. Bagi orang yang sedang dilanda asmara mereka tidak bisa lagi melihat sesuatu yang benar menurut hati nurani, karena cinta telah membutakan mata hatinya. Sehingga syaitan tidak akan mengalami kesulitan untuk melakukan intervensi kedalam hati manusia agar manusia melakukan perbuatan yang berdosa. Dan itu adalah sesuatu yang sangat dibanggakan oleh syaitan, karena telah berhasil memperoleh budak yang akan setia padanya.

Hampir 90% orang yang melakukan perbuatan perbuatan dosa tersebut adalah orang Islam (mayoritas penduduk Indonesia), yang dalam agamanya sudah dengan sangat jelas melarang manusia melakukan perbuatan tersebut, kecuali jika sudah dipayungi dengan ikatan pernikahan.

Sebagai seorang muslim harusnya kita malu, dengan keadaan yang seperti ini. Dan yang perlu diingat adalah bahwa malu merupakan sebagian dari iman. Jadi bagaimana mungkin kita sanggup mengatakan bahwa kita beriman jika kita tidak merasa malu dengan keadaan yang demikian parah.

Kini, bagaimana kita akan mengatasi masalah tersebut atau paling tidak mencegah tersebarnya virus maksiat yang berupa budaya pacaran ini? Tentunya jika kita hendak mencari jawaban atas segala permasalahan dalam hidup ini, kita (sebagai muslim) harus mencarinya dari petunjuk yang telah diberikan oleh Allah, yaitu Al Qur'an.

Perasaan mencintai dan ingin dicintai adalah fitrah yang diberikan Allah kepada manusia sejak awal keberadaan manusia di bumi Allah ini. Karena rasa cinta-lah, manusia masih terus ada sampai saat ini. Melalui cinta bapak dan ibu kita-lah, kita hadir di dunia.

Allah dalam Al Qur'an telah berfirman 'Dan diantara tanda tanda kekuasaan-Nya adalah bahwa Ia menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendir, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan diciptakan-Nya diantaramu kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda tanda bagi orang yang berfikir' (QS. Ar-Rum 30:21).

Disini diungkapkan bahwa hubungan antara laki-laki dan perempuan, dipenuhi dengan ketenangan, rasa aman, saling cinta, saling memahami dan kelembutan (Menjadi Muslim Ideal, Dr. Muhammad Ali al-Hasyimi; hal. 93).

Jadi adalah hal yang wajar jika seseoarang mencintai orang lain. Tetapi yang perlu diingat atas tujuan apakah ia mencintai orang itu. Ketika ia mencintainya karena Allah maka itulah jalan yang benar. Karena otomatis ia akan menghindari perbuatan yang dilarang oleh Tuhannya.

Tetapi ketika hubungan antara laki-laki dan perempuan itu dilandaskan pada nafsu belaka, maka yang berlaku adalah kerusakan dan kehancuran. Karena setiap hal yang dilakukan bertantangan dengan hukum Allah pasti akan berakhir dengan kerusakan. Salah satu contoh yang sudah dapat dilihat dengan mata adalah menyebarnya penyakit AIDS, yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya. Sebenarnya ini adalah peringatan yang sangat keras dari Allah kepada manusia, namun kebanyakan manusia tidak mengerti. Bahkan mungkin tidak mau mengerti, sombong, tidak mau mengakui kebenaran dari Tuhannya.

Jika kita mengikuti fenomena sekarang yang lebih memandang sesuatu dari segi dunianya, materialis, yang kelihatan mata saja, maka dapat dikatakan bahwa yang menderita kerugian dari hubungan yang tidak berlandaskan pada cinta Ilahi adalah pihak wanita. Pihaknya-lah sesungguhnya yang akan kelihatan rugi, dengan mengalami -paling tidak- kehilangan virginitas dan mungkin sampai hamil.

Jadi terutama bagi gadis-gadis muslim, jagalah diri dengan sebaik baiknya. Engkaulah kunci dari semua hal yang bisa terjadi seperti tersebut diatas. Apabila wanita tidak memberi kesempatan, membuka peluang kepada laki-laki untuk melakukan perbuatan tersebut maka insyaAllah akan terhindar daripadanya. Jangan engkau mencoba coba memancing laki laki, bisa fatal akibatnya.

Ketahuilah bahwa sesungguhnya seorang laki-laki lebih memilih seorang wanita yang masih 'baik' ketika akan melangkah ke jenjang pernikahan. Pada dasarnya laki-laki selalu ingin mencari wanita yang masih 'bersih', karena disitu terdapat kepuasan tersendiri, ada suatu kebanggan pada diri laki-laki. Jadi adalah suatu perbuatan yang sangat bodoh ketika seorang wanita dengan entengnya merelakan kehormatannya kepada laki-laki yang sangat belum pasti menjadi pendamping hidupnya.

Sekali lagi wahai muslimah jagalah dirimu, kehormatanmu (apalagi dihadapan Tuhan-mu). Kebaikan dihadapan Allah-lah kebaikan yang sejati. Kemudian bagi kaum adam juga harus selalu menjaga diri agar terhindar dari tipu daya syaitan lewat bala tentaranya yang bernama wanita. Tingkatkan iman dengan banyak beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Jangan pernah masuki gerbang yang bernama pacaran, karena hanya akan membawa diri pada kehancuran.

Kemudian bagaimana jika kita ingin mencari pasangan hidup? Kita ingat hadits nabi; wanita dinikahi karena empat hal: hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah wanita karena agamanya, niscaya kamu akan selamat .

Meskipun kita diperintahkan untuk me-nomorsatu-kan agama tidak berarti kita mengabaikan tiga hal yang lain. Kita juga disuruh (kalau memungkinkan) untuk mencari wanita yang cantik baik wajah maupun hatinya, agar kita tidak kecewa dengannya dan dapat membuat kita merasa tenteram bersamanya.

Ketika kita hendak meminang-pun kita disuruh untuk melihat calon kita tersebut. Jika kita merasa tidak cocok kita bisa membatalkan pinangan tersebut. Ini dimaksudkan agar diperoleh kecocokan diantara keduanya.

Sabda Nabi saw kepada Ibnu Abbas 'maukah kamu aku tunjukkan kepadamu hal yang paling mulia jika dimiliki laki laki? Ialah istri yang sholihah: ketika dia memandangnya dia senang, ketika dia menginginkanya melakukan sesuatu dia pun memenuhinya dan ketika dia pergi dia bisa dipercaya dan setia padanya' .

Betapa Allah telah memberi jalan yang ter-baik, ter-aman dan ter-indah bagi manusia, jika manusia menyadari.
Allahu'alam bishshowab

*Dunia adalah perhiasan dan sebaik baik perhiasan adalah wanita sholihah.

Ikatan Hati

Ikatan hati dalam jalan Allah SWT. Di antara kaum muslimin diperlukan untuk mengokohkan kondisi umat Islam. Yang karenanya juga akan lahir nikmat-nikmat dari Allah SWT.

Persatuan umat Islam secara fisik tanpa disertai persatuan hati tidak berarti. Menurut HR. Muslim, " Hati adalah tentara di antara tentara-tentara Allah yang lainnya. Ia akan bersatu dan akrab bila saling mengenal, akan berjauhan kalau tidak saling mengenal ". Sedangkan yang bisa menyatukan hati hanyalah Allah SWT.

Hati yang bersatu adalah :

• hati yang bersatu dalam cinta kepada Allah [QS. 2:165]

Mereka sangat cinta kepada Allah dan Allah mencintai mereka, kemudian mereka saling mencintai atas dasar cinta kepada Allah Ta'ala.

• hati yang bertemu dalam ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya [QS. 3:32]

Karena cintanya kepada Allah dan rasul-Nya, mereka bertemu, bersatu, sehati dan bersama-sama ta'at menunaikan syariat-Nya.

• hati yang bersatu dalam da'wah kepada Allah [QS. 43:33]

Mereka adalah hamba yang memiliki jiwa da'wah kepada Allah & berbuat kebaikan

• hati yang berbai'at untuk jihad di jalan Allah [QS. 5:7, QS. 29:6,69]

Rasa saling mencintai, ta'at dan misi suci da'wah mempertemukan mereka dalam cita-cita terbesar jihad fi sabilillah.

Karena pentingnya kesatuan hati tersebut sudah selayaknya jika kita mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan kekokohan ikatan hati mereka. Di antara harapan-harapan kepada Allah itu adalah :

• berharap Allah mengabadikan cinta kita [QS. 5:5]

• selalu memberi petunjuk [QS. 5:16]

• melapangkan dadanya [QS. 2:257, QS. 24:35, QS. 24:36-37]

• menghidupkan dengan ma'rifah , mengenal dan dekat dengan Allah.

• mematikan sebagai syuhada [QS. 3:169-170]

Hati adalah amanah dari Allah, sehingga ia wajib dijaga dan dirawat.